Sebagai salah satu wilayah jajahan Portugis (Portugal), Macau adalah kota yang wajib dikunjungi. Kebetulan saya berkesempatan mengunjungi kota ini sekalian dengan kunjungan ke Hongkong. Perjalanannya hanya ditempuh kurang lebih satu jam dari Hongkong dengan menggunakan kapal ferry. Dengan mengeluarkan uang HKD 159, saya pun berlabuh di Terminal Ferry Maritimo Macau.
Transportasi di Macau sangat mudah bahkan cenderung tidak mengeluarkan biaya sepeser pun alias gratis. Kenapa demikian, karena banyak kasino disini yang menawarkan free shuttle bus, tidak lain untuk menjaring pengunjung datang ke kasino mereka. Kita bisa memanfaakan hal tersebut untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang letaknya tidak jauh dari kasino itu.
Saya memilih untuk menaiki shuttle bus Casino Grand Lisboa di seberang terminal penumpang, yang mengarah ke Hotel Grand Lisboa. Menurut peta yang sawa bawa, letaknya tidak jauh dari Senado Square, tempat pertama yang hendak saya tuju. Bis membawa kami sekitar 15 menit sebelum berhenti di parkir basement Casino Grand Lisboa. Hotel dan kasino ini termasuk yang terbesar di Macau dengan ciri khas bangunan unik berwarna emas berbentuk obor. Setelah puas berfoto di depannya saya pun berjalan menuju ke Senado Square.
Senado Square bisa dibilang sebagai pusat kota, lapangan di tengah kota itu merupakan simbol penundukan Portugal di Macau. Dikelilingi oleh bangunan-bangunan khas Eropa yang sekarang digunakan sebagai kantor pos, pusat informasi turis, hingga gereja. Area ini merupakan penggambaran sempurna dari arsitektur Eropa rasa Asia.
Banyak tempat-tempat unik khas bangunan Eropa yang bisa dikunjungi dari sini, ketika saya hendak menuju Katedral Ruins of St Paul, saya melewati Gereja St Dominic yang juga cukup terkenal. Bangunan tersebut bercat krem dan terlihat gagah diantara bangunan toko-toko. Disini juga merupakan surga bagi pejalan kaki, jalannya tertata rapih dan terbuat dari perpaduan batu-batu yang indah.
Sambil menyusuri jalan, jangan lupa untuk mengunjungi sebuah toko makanan bernama Koi Kei atau dikenal dengan Pastelaria Koi Kei. Disini kita dapat menikmati jajanan khas Macau, seperti daging asap, gula-gula, kue kering hingga satu yang sangat terkenal yaitu Portugis egg tart. Tart kecil mirip cup cake ini sangat yummy dan wajib dicoba saat berkunjung kesini.
Setelah berjalan kurang lebih 15 menit akhirnya sampai juga saya di bangunan yang sangat terkenal disini, diakui oleh UNESCO sebagai salah satu World Heritage. Bangunan tersebut adalah Ruins of St Paul, dulunya merupakan gereja Katedral Mater Dei yang dibangun di abad 16 dan diakui sebagai gereja Katolik terbesar di Asia. Gereja tersebut terbakar hebat dan hanya tersisa bagian depannya saja. Bangunan ini sangat megah dan berdiri kokoh diantara bangunan-bangunan toko dan rumah penduduk. Dari sana pun kita dapat melihat hotel megah Grand Lisboa.
Selesai berfoto-foto, saya berjalan menuju terminal bis dekat Gereja Katholik St Antonio. Gereja ini juga bangunan berciri khas Eropa dengan patung salib di depannya. Tepat disebelahnya merupakan terminal bis. Saya naik bis 21A dengan tujuan Casino The Venetian, sayangnya bis itu hanya berhenti di halte pusat kota sehingga saya harus menyambung bis no 26A. Casino The Venetian merupakan kasino terbesar di Macau dan salah satu yang terbesar di Dunia.
Hanya saja saya melewatkan kesempatan mengunjungi kasino ini karena tidak memperhatikan halte pemberhentiannya, sebagai akibatnya saya dibawa bis hingga terminal akhirnya yaitu Pantai Hac Sa. Kawasan ini merupakan salah satu pantai di Macau berpadu dengan bangunan resor dan taman. Saya tidak sempat menjelajah banyak karena cuaca dingin yang cukup ekstrem ditambah angin yang bertiup kencang menusuk sampai ke tulang. Akhirnya saya putuskan kembali menaiki bis untuk menuju Casino The Venetian.
Tanpa sempat menjelajah lebih lama, saya hanya melewati kasino ini dan langsung menuju ke halte free shuttle busnya untuk kembali ke Pelabuhan. Hanya sekitar 20 menit perjalanan, saya pun tiba kembali ke pelabuhan. Pelayaran kembali ke Hongkong memang ada hingga jam 12 malam, namun selepas pukul 5 sore harga tiketnya bisa berbeda HKD 40. Tepat pukul 16.30, kapal ferry turbojet membawa saya kembali ke Hongkong.